Rapat Musyawarah (12) Desa, Galian Pasir Untuk Kebutuhan Nafkah Warga Dan Fasilitasi Bangunan Daerah Yang Disepakati Kecamatan.

Rokan Hulu, mitratnipolri.com :
Anto warga setempat Desa Bangun jaya mengaku sebelum ada pengalian pasir kami sering pengangguran susah mencari kerja, kadang kami harus mencari kerja apapun yang demi menyambung nyawa untuk menghidupi anak istri, sekarang ada terbukanya pengalian pasir betapa sangat bersyukur kami karena adanya musyawarah (12) dua belas Desa untuk terciptanya ruangan kerja bagi kami yang dapat pekerjaan baru untuk kebutuhan nafkah yang harus ditanggung. Rabu (11/1/2023)
“ALHAMDULILLAH, kita semu sangat bersyukur dengan adanya kebijaksanaan (12) Desa yang bermusyawarah sesuai usul permintaan semua Warganya guna adanya pengalian pasir di tempat kita ini, karena kami semua bisa dapat pekerjaan tetap dan penghasilan baru, sebelum pengalian pasir ada di kampung ini biasanya kami harus kerja diluar daerah, sebagian juga Warga harus merantau terpaksa meninggalkan anak istri demi untuk kebutuhan yang penting kami dapat menyambung hidup, ungkap warga, saat berbincang dengan Awak media mitra TNI Polri.

Sementara itu, beberapa Desa Usul rapat bermusyawarah di hadiri dua belas (12)Kepala Desa yaitu, Desa Bangun jaya, selanjutnya Desa di Tambusai Utara, guna bersepakat dalam usulan menyampaikan adanya keberadaan galian pasir ini agar tetap bisa bekerja di kampung kita sedikit banyaknya dapat meningkatkan taraf perekonomian daerah, warga juga selalu sangat terbantu, sebagian juga pasir dapat di sumbangkan untuk keperluan, sarana ibadah, rumah pendidikan, dan fasilitas pembangunan.
“Banyak juga para sopir truk yang berdomisili di Kampung ini yang sangat bersyukur, yang biasanya harus merantau mencari muatan truk agar dapat membayar bulanan bisa memenuhi kebutuhan hidup keluarganya, guna kebutuhan belanja anak sekolah yang terbantu beban nafkah kebutuhan ekonomi yang terus melambung tinggi dalam beberapa tahun ini.
“Selain itu, ada juga anak pelajar setempat terpaksa ikut bekerja nambang untuk membantu orang tua mereka dan juga demi menutupi kebutuhan biaya sekolahnya yang harus terbayar guna dapat menyelesaikan cita cita anak Bangsa berpendidikan melanjutkan sekolah
seperti yang diakui Yanto ia terpaksa menjadi pekerja nambang pasir untuk membantu orang tuanya yang harus memenuhi kebutuhan.
Yanto menjelaskan, dalam satu hari kadang ada yang membeli pasir, kadang juga menunggu pesanan dari orang yang membutuhkan, sementara itu hasil bagian yang kami peroleh setelah selesai bekerja upah dirinya mendapatkan gaji sebesar Rp.40 ribu hingga Rp.50 ribu, seperti terlihat warga setempat satu keluarga terdiri dari suami isteri dan anak bekerja di pengalian pasir hanya untuk memenuhi kebutuhan nafkah belanja keluarga.
“Kami Manusia yang butuh makan, pakaian serta kebutuhan lainnya, memang Kami akui, walaupun kerja yang di lakukan saat ini menyalahi aturan dan ketentuan Pemerintah, tapi apakah Pemerintah pernah berpikir dan bertanya kepada Kami, apakah beras Kami masi ada di rumah atau tidak, apakah anak Kami sekolah atau tidak, jika semua ini yang wajib kami butuhkan pada siapa kami harus mengadu, siapa lagi yang harus menolong kami untuk bertanggung jawab, kalau bukan harus kami kerja menukar keringat kami di pengalian pasir ini.
Sekarang telah terbukanya pengalian pasir yang merupakan untuk menciptakan ruangan kerja bagi kami warga setempat dan sekitarnya kami mendapatkan pekerjaan baru, untuk kebutuhan nafkah jiwa raga anak istri kami, guna kebutuhan yang harus ditanggung dalam kurun waktu yang masih di beri sehat panjang umur kami bekerja di tambang pasir untuk mencukupi kebutuhan sehari harinya, semua itu dengan perantaraan kami juga dapat menyambung nyawa bagi anak anak istri kami, ujar bersama rekan rekanya yang bekerja di galian pasir, kami semu warga berharap sangat kepada Pemkab Rohul dan Dinas terkait agar bisa membantu keluhan dapat mewakili Suara kami Warga agar bisa dapat kelangsungan bekerja dikawasan galian pasir tersebut, Pungkas (Kepala Desa).
Jurnalis : (Husin Tanjung)
Editor : (Anto Prayoga)